BASIACUONG, MAANTAU MANEMO TANDO
- BASIOCUONG MAKAN MINUM
Basiocuong makan minum adalah salah satu aktivitas masyarakat Desa Kumantan yang selalu dilakukan ketika memulai pertemuan adat, dalam mengayomi urusan masyarakat adat yang disebut dengan anak kamanakan, dengan kegiatan pada acara prosesi pesta perkawinan, khitanan dan sampai gotong royong mendirikan rumah bagi anak kamanakan yang kurang mampu, serta acara lainnya yang dipandang perlu untuk kemaslahatan masyarakat adat tersebut.
Basiocuong makan minum ini dilakukan awal setiap proses pertemuan acara yang dihadiri oleh ninik mamak, tokoh agama dan pihak pemerintahan, yang selanjutnya disebut tali nan bapilin tigo, tigo tungku sajogohangan, karena adat tiga unsur (adat, agama, pemerintahan) yang selalu menjadi bahagian yang tak terpisahkan untuk mencari suatu kata mufakat serta melakukan kegiatan-kegiatan masyarakat adat.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam Basiocuong makan minum, antara lain:
- Keterbukaan, karena pada saat prosesi basioceong makan-minum ada dialog antara tiga unsur (adat, agama, pemerintahan) dengan dialog yang khas bahasa petatah petitih adat yang ada di Desa Kumantan, dengan tujuan dari dialog tersebut adalah mencari kata mufakat tentang persetujuan dalam memulai kegiatan makan dan minum.
- Kebersamaan, dengan mengedepankan rasa solidaritas dan persatuan sehingga masyarakat dapat bersilaturahmi dengan tidak memandang derajat, status atau gender dengan keikutsertaan dari tiga unsur (adat, agama, pemerintahan), sehingga pada setiap pertemuan acara dengan cara bergantian sesuai dengan masa pelaksanaan kegiatan masyarakat adat di setiap suku di Desa Kumantan, dengan suku yang terdiri dari empat suku yaitu:
- Suku domo
- Suku pitopang
- Suku piliang
- Suku melayu
- Pertanggungjawaban, dengan memiliki komitmen yang tinggi dari hasil setiap proses adat, dimana setiap permulaan acara akan dikembalikan kembali kepada pihak yang pertama memulai acara basiocuong makan minum, dan kepadanya diserahkan untuk memulai acara tersebut.
- Menjaga Tradisi, dengan melakukan proses selama acara basiocuong makan minum yang menggunakan dialog bahasa daerah di Desa Kumantan, dengan seni bahasa-bahasa kiasan serta adanya pantun atau kata-kata bijak dari dialog basiocuong makan minum.
- Gotong Royong, dengan melakukan persiapan segala bentuk kebutuhan, terutama dalam berbagai macam ragam makanan dan minuman yang dilakukan dengan masak bersama-sama, serta peralatan dan ala-alat masak-memasak secara swadaya dari milik masyarakat yang dipakai secara bergantian sesuai dengan kebutuhan acara.
Selanjutnya dalam keunikan acara basiocuong makan minum ini, adalah dialog antara peserta yang hadir pada acara-acara tertentu, baik dilakukan dirumah kediaman masyarakat (anak kamanakan), ataupun pada acara adat yang diselenggarakan dibalai adat atau rumah adat dengan melibatkan semua unsur yang hadir. Namun ada alur yang berbeda ketika dilakukan dirumah anak kamanakan dan di balai atau rumah adat, karena memiliki cara yang telah diatur sedemikian rupa dari para leluhur yang diwarisi sampai hari ini, dengan alur dialog yang dimulai dari pembicara pertama disebut ibu bapo (sajogha), kemudian ditujukan kepada cerdik pandai yang akan ditujukan kebeberapa anak kamanakan atau cerdik pandai lainnya untuk selanjutnya ditujukan kepada kepada ninik mamak dan pengululu/pucuk suku, kemudian pucuk suku akan menunjukan persembahan kata basiocuong makan minum, kepada pihak agama dan terakhir diminta persetujuan pihak pemerintahan, lalu dikembalikan lagi sampai kepada pembicara awal, lalu dilanjutkan dengan makan bersama.
Selanjutnya dalam keunikan acara basiocuong pulang mamulang ini, adalah dialog antara ninik mamak dari kedua belah pihak mempelai yang dilakukan dirumah kediaman masyarakat (anak kamanakan).
- BASISOMBAU (MAANTAU MANEMO TANDO)
Basisombau adalah serah terima tanda secara adat bagi anak kamanakan yang akan mengikat perjanjian perkawinan antara pihak laki-laki dan pihak perempuan, dengan nuansa yang khas dan khusus diselenggarakan oleh ibuk-ibuk perwakilan belah pihak calon mempelai.
Basisombau ini dilakukan setiap proses antara tanda jadi dari pihak laki-laki dan diberikan kepada pihak perempuan dengan pertemuan acara yang dihadiri oleh kedua belah pihak yang diselenggarakan di rumah kediaman pihak perempuan yang diawali acara sambutan tabur inang dihalaman rumah dengan pantun berjawab dari utusan perwakilan kedua belah pihak. Setelah proses sambutan kemudian masuk kedalam rumah dengan prosesi adat dan kemudian dilanjutkan ikrar setia yang diikat dengan tanda emas dan sejenisnya yang dilakukan dengan jawab kata dengan pantun bermakna yang selanjutnya desbut dengan sisombeu (maantau menemo tando).
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam basisombau, antara lain adalah:
- Kerjasama, karena pada saat prosesi basisombau ada dialog antara pihak mempelai laki-laki dan perempuan dengan dialog yang khas bahasa petatah petitih adat yang yang dilakukan oleh kedua belah pihak laki-laki dan perempuan.
- Silahturahim, menjaga nilai-nilai ukhwah islamiah yang dikenal dengan adat basondi sayara' syarak basondi kitabullah karena apapun yang dilakukan, diawali dengan menjalin hubungan yang baik serta perilaku dan tatakrama yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
- Kebersamaan, dengan mengedepankan rasa solidaritas dan persatuan sehingga masyarakat dapat bersilaturahmi dengan tidak memandang derajat, status atau gender dengan keikutsertaan dari tiga unsur (adat, agama, pemerintahan), sehingga untuk kegiatan prosesi basisombau ini khusus acara yang dilakukan oleh kaum gender ibu-ibu dari para pihak.
- Pertanggungjawaban, dengan memiliki komitmen yang tinggi dari hasil kesepakatan proses adat (janji waktu acara pernikahan) dimana akan ditetapkan lama masanya akan dilangsungkan pernikahan setelah serahterimakan tanda antara kedua belah dengan waktu yang sudah ditetapkan apada acara tersebut.
- Menjaga Tradisi, dengan melakukan proses selama acara basisombau yang menggunakan dialog bahasa daerah di Desa Kumantan, dengan seni bahasa-bahasa kiasan serta adanya pantun atau kata-kata bijak yang menjadi bahagian dialog dari basisombau (maantau menemo tando).
- Gotong Royong, dengan melakukan persiapan segala bentuk kebutuhan, terutama dalam berbagai macam ragam makanan dan minuman yang dilakukan dengan masak bersama-sama, serta peralatan dan ala-alat masak-memasak secara swadaya dari milik masyarakat yang dipakai secara bergantian sesuai dengan kebutuhan acara.
Selanjutnya dalam keunikan acara basisombau ini, adalah dialog antara perwakilan dari keluarga pihak perempuan dan laki-laki yang hadir pada acara-acara serah terima tanda jadi bertunangan, yang dilakukan dirumah kediaman masyarakat (anak kamanakan), dengan melibatkan semua unsur yang hadir.
- PAWAI BUDAYA DIRINGI DIKIU GUBANO
Pawai Budaya adalah Rangkaian kegiatan acara HUT Pemindahan Desa Kumantan yang dimulai dari Lapangan Kusuma Bantolo menuju Taman Edukasi dan Budaya Desa Kumantan, yang mana seluruh lapisan masyarakat yang terlibat dalam kegiatan tersebut baik dari Pemerintahan Desa, dari Tokoh Agama, Tokoh Adat, Tokoh Masyarakat dan seluruh lembaga yang ada di desa memakai pakaiannya/kebayaannya masing-masing. Begitu juga dengan masyarakat pada umumnya mereka mengenakan pakaian ala kampung lama yang bertujuan untuk mengenang kembali tata cara berpakaian sewaktu masih di kampung yang lama dulu agar generasi muda mengetahui bagaimana kehidupan orang-orang tua dahulu sewaktu dikampung lama.
Pawai Budaya ini juga didiringi dengan Dikiu Gubano yakni musik tardisional terdiri dari Gendang dan Oguong (Gong) yang dimainkan dengan cara dipukul, dan diringi dengan syair atau lagu yang berisi puji-pujian dan do'a.
Adapun nilai-nilai yang terkandung, antara lain:
- Kerjasama, karena pada saat pawai budaya harus didiringi oleh dikiu gubanoo yang tidak bisa dipisahkan, selain itu dikiu gubano juga ada syair atau lagu yang harus sesuai dengan musik yang dimainkan.
- Silahturahim, menjaga nilai-nilai ukhwah islamiah yang dikenal dengan adat basondi sayara' syarak basondi kitabullah karena apapun yang dilakukan, diawali dengan menjalin hubungan yang baik serta perilaku dan tatakrama yang sesuai dengan ajaran agama Islam.
- Kebersamaan, dengan mengedepankan rasa solidaritas dan persatuan sehingga masyarakat dapat bersilaturahmi dengan tidak memandang derajat, status atau gender dengan keikutsertaan dari tiga unsur (adat, agama, pemerintahan), sehingga untuk kegiatan prosesi basisombau ini khusus acara yang dilakukan oleh kaum gender ibu-ibu dari para pihak.
- Pertanggungjawaban, pada saat pawai budaya ada beberapa utusan atau kelompok seperti pemerintahh desa, adat, agama, tokoh masyarakat dan sebagainya. Setiap kelompok harus memiliki komitmen dan tanggung jawab dengan kelompoknya masing-masing supaya apa-apa yang dikerjakan dalam kelompok searama dan tidak melenceng.
- Menjaga Tradisi, dengan melakukan pawai budaya dan dikiu gubano yang menggunakan pakaian adat dan pakaian ala kampung lama serta diringi dengan syair atau nyanyian yang berisi puji-pujian dan do'a adalah tradisi dan adat masyarakat Desa Kumantan dari kampung lama sampai sekarang.
- Gotong Royong, dengan melakukan persiapan segala bentuk kebutuhan, terutama dalam berbagai macam ragam pakaian dan peralatan untuk pawai budaya diringi dikiu gubano untuk kebutuhan acara.
BASIACUONG
Pengertian Basiocuong
Basiacoung adalah sebuah tradisi lisan yang berasal dari masyarakat Kampar, Provinsi Riau, yang berupa syair atau pantun panjang yang dilantunkan dalam bentuk nyanyian atau dendangan. Tradisi ini merupakan bagian penting dari warisan budaya lisan masyarakat Melayu Kampar, biasanya digunakan dalam upacara adat, pernikahan, maupun acara-acara penting lainnya.
Kata "Basiacoung" berasal dari bahasa Melayu Kampar, di mana "siacoung" mengacu pada dendang atau nyanyian yang memiliki makna mendalam, baik tentang kehidupan, adat, nasihat, maupun petuah leluhur. Tradisi ini menjadi media untuk menyampaikan nilai-nilai moral, adat istiadat, dan filosofi hidup.
Ciri Khas Basiacoung
- Disampaikan secara lisan dalam bentuk nyanyian, biasanya oleh orang yang dituakan atau memiliki kepandaian dalam adat.
- Menggunakan bahasa Melayu Kampar dengan pilihan kata yang puitis dan kaya makna.
- Memiliki irama khas, sering dilantunkan secara perlahan dan mendalam.
- Mengandung nasihat, nilai agama, sejarah, dan adat istiadat.
- Sering digunakan sebagai pengantar sebelum memulai acara adat, terutama dalam pernikahan adat Kampar.
Fungsi dan Nilai Budaya
- Media Pendidikan: Basiacoung berfungsi sebagai sarana untuk mendidik generasi muda tentang nilai adat, etika, dan sejarah lokal.
- Pelestarian Adat dan Bahasa: Tradisi ini memperkuat identitas budaya masyarakat Kampar dan melestarikan bahasa daerah.
- Mempererat Silaturahmi: Dalam acara-acara adat, basiacuong menciptakan suasana penuh makna yang memperkuat ikatan sosial antarwarga.
- Sarana Hiburan Tradisional: Meskipun mengandung pesan mendalam, basiacuong juga berfungsi sebagai hiburan dengan cara penyampaian yang indah dan menyentuh.
Nilai-Nilai Integritas Adat Basiacoung
- Jujur: Membentuk kesadaran moral untuk berkata dan bertindak sesuai kebenaran. Dalam adat Basiacoung, berbohong atau menyembunyikan kebenaran adalah tindakan yang memalukan. Maka, kejujuran memperkuat rasa malu untuk berbuat curang.
- Tanggung Jawab: Orang yang bertanggung jawab tidak akan lari dari kewajiban sosial, adat, dan keluarga. Dalam adat Basiacoung, kegagalan memenuhi tanggung jawab dianggap memalukan. Nilai ini menanamkan kesadaran bahwa tanggung jawab adalah bagian dari kehormatan diri.
- Disiplin: Disiplin mencerminkan ketertiban dan ketaatan terhadap aturan. Dalam budaya Minang, melanggar aturan atau hidup semaunya sendiri dianggap tidak punya malu. Maka, nilai disiplin menopang pengamalan adat Basiacoung dalam kehidupan sehari-hari.
- Kerja Keras: Dalam budaya Minangkabau, malas adalah aib. Orang yang bekerja keras dihargai karena menjaga martabat dan tidak menggantungkan hidup pada orang lain. Nilai ini memperkuat adat Basiacoung sebagai pengingat bahwa harga diri dibangun lewat usaha.
- Adil: Ketidakadilan bisa menimbulkan rasa malu dan konflik sosial. Orang yang adil menjaga keharmonisan dan martabatnya di mata masyarakat. Nilai ini mendorong seseorang untuk berlaku seimbang dan menghargai hak orang lain sesuai norma adat.
- Peduli: Adat Basiacoung menekankan rasa empati dan kepekaan sosial. Orang yang tidak peduli dianggap tak tahu malu. Nilai peduli memperkuat rasa sosial dan keinginan untuk menjaga keharmonisan dalam hubungan antarwarga.
- Tangguh: Orang tangguh menunjukkan keberanian menghadapi tantangan, tidak mudah menyerah, dan tetap menjaga kehormatan dalam kesulitan. Dalam adat, sifat lemah dianggap memalukan, sehingga ketangguhan memperkuat karakter yang sesuai dengan prinsip Basiacoung.
- Mandiri: Kemandirian mencerminkan harga diri yang tinggi, tidak menjadi beban orang lain, dan menjaga kehormatan. Dalam adat Minang, ini sangat dihargai. Nilai ini mendorong individu agar malu jika terlalu bergantung pada orang lain.
- Bersyukur: Sikap bersyukur menjauhkan dari iri hati dan kesombongan. Dalam adat Basiacoung, orang yang rakus, tamak, atau tidak tahu diri adalah aib. Maka, nilai bersyukur menjaga keluhuran budi dan kehormatan dalam bersikap.